Kartunkan Komunitas!!!



Menurut Wikipedia Komunitas merupakan sekumpulan orang yang memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, resiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Banyak Komunitas bermunculan di Indonesia , baik komunitas formal maupun informal, baik komunitas berbasis online maupun offline. Komunitas itu terbentuk karena tujuan yang sama masing-masing individu yang ada didalamnya.

Seperti yang di jelaskan di blog kami sebelumnya “Mari Mengkartunkan Indonesia” , kendala yang dihadapi para pekerja kreatif dalam mengembangkan karyanya karena tidak ada dukungan dari para pemilik modal, baik swasta maupun negeri. Kita semua pasti ingin melihat kartun Indonesia terkenal di luar negeri, tapi itu semua harus dimulai dari kita sendiri. Various Cartoon akan membuat suatu gerakan untuk mencintai kartun Indonesia dimulai dari diri kita sendiri, dimulai diri para anak muda Indonesia.

“Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh yang memiliki arti kalau kita melakukan suatu pekerjaan atau berjuang bersama-sama akan memiliki kekuatan yang lebih besar daripada melakukan sesuatu sendiri-sendiri”

Mengacu dari peribahasa tersebut kami Various Cartoon ingin mengajak berbagai komunitas di Indonesia untuk ikut mendukung perkembangan dunia kartun Indonesia. Hal tersebut tentu akan lebih mudah jika berbagai komunitas di Indonesia ikut bersatu, bersama-sama, bahu membahu untuk dunia kartun Indonesia.

Salah satu program kami “Kartunkan Komunitas” , mengajak setiap komunitas Indonesia membuat Kartun yang mencerminkan kriteria dan karakteristik komunitasnya dalam media kaos. Kartun yang di tampilkan diharapkan masih “berbau” Indonesia , bisa berupa tokoh, tradisi, budaya yang dipadukan dengan modernisasi atau karakter setiap Komunitas.

“Bhineka tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu “

Sebuah filosofi bangsa kita yang memiliki keaneragaman suku dan latar budaya, tapi dapat bersatu mengatasnamakan Indonesia. Di sini dalam lingkup yang lebih sederhana, setiap komunitas pasti memiliki latar belakang dan tujuan yang berbeda-beda, namun diharapkan kita dapat bersatu untuk Dunia Kartun Indonesia yang lebih baik. MARI MENGKARTUNKAN INDONESIA :p

Informasikan Program “Kartunkan Komunitas” bisa dilihat disini

Mari Mengkartunkan Indonesia

Indonesia memiliki peninggalan budaya dan tradisi yang sangat beraneka ragam. Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa. Tapi taukah kalian di Negara-negara Eropa, Amerika dan Afrika nama Indonesia masih kalah mentereng daripada Malaysia, Singapura bahkan Bali.

Kita sebagai anak bangsa ga' usah nyalahin sana-sini , lagipula kita dah capek ngeliat Indonesia di jajah sama bangsanya sendiri . Kita yang berjiwa muda ini harus selalu semangat, bangkitkan rasa nasionalisme dengan cara kita sendiri. Ayo kita kenalkan Indonesia ke seluruh dunia dengan kartun.

Kenapa ko harus lewat kartun? ada contohnya nih, sewaktu masih kecil di era 90 an kita dah dicekokin kartun-kartun dari Jepang. Misalnya Doraemon, Ninja Hattori, Kobo chan, Shincan dll. Secara tidak lansung kita mengenal budaya , tradisi bahkan kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Hal yang sama juga dilakukan tetangga kita Malaysia dengan Upin-Ipin nya , kartun tersebut sangat digemari di Indonesia baik anak-anak maupun orang dewasa.

Sebuah penyampaian yang sederhana dan lucu , dua hal yang sangat identik dengan kartun. Dengan tawa dan canda secara tidak langsung kita dah diberikan pengetahuan akan arti kehidupan, persahabatan, cinta, hanya dengan KARTUN.

Membaca paragraph ketiga slalu bikin geretan, lalu dimana kartun karya anak Indonesia?Sebenarnya kita tuh mampu, anak muda kreatif di Indonesia bisa menciptakan kartun-kartun yang tidak kalah keren. Namun beberapa sumber mengatakan kalo anak muda kreatif kita kesulitan dana untuk mengembangkan kartun-kartun karya. Bahkan beberapa kartunis dan animator kita harus rela bekerja dan menjual karyanya di Negara lain. Bukan karena mereka tidak cinta dengan Indonesia, sebenarnya mereka mau karyanya untuk bangsa ini, tapi bagamana lagi? Di negaranya sendiri mereka justru tidak begitu dihargai. Produser-produser di Indonesia blom menganggap Kartun Indonesia sebagai bisnis yang potensial, mereka lebih memilih mengembangkan “Sinetron”.

Memulai dengan yang hal yang kecil

Big dream has to start from a small (Mimpi yang besar harus dimulai dari yang kecil). Sebuah pepatah yang pas untuk mengiringi langkah mencapai tujuan. Kita akan memulai dengan membentuk komunitas pecinta kartun Indonesia dengan media kaos. Mulai dari sekarang marilah kita bangga dengan karya-karya anak Indonesia. Kita harus bangga dengan budaya dan tradisi Indonesia, kita harus bangga dengan designer Indonesia, kita harus bangga memakai produk asli Indonesia.

Dengan brand Various Cartoon kita akan kenalkan Indonesia keseluruh dunia lewat kartun. Mari mengkartunkan Indonesia :)

variouscartoon 2011


Tahukah kalian tentang kehebatan Indonesia?



Indonesia memiliki beberapa kehebatan yang tidak dimiliki bangsa lain

- Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni).

- Disini ada 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Sumatera (473.606 km2) dan Papua (421.981 km2)

- Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.

- Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia dimana sekitar 60% hampir penduduk Indonesia (sekitar 130 jt jiwa) tinggal di pulau yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah RI.

- Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku.

- Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yaitu, 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia . Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia walaupun bahasa daerah dengan jumlah pemakai terbanyak di Indonesia adalah bahasa Jawa.

- Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari penduduk Indonesia . Juga memiliki jumlah masjid terbanyak dan Negara asal jamaah haji terbesar di dunia.

- Monumen Budha (candi) terbesar di dunia adalah Candi Borobudur di Jawa Tengah dengan tinggi 42 meter (10 tingkat) dan panjang relief lebih dari 1 km. Diperkirakan dibuat selama 40 tahun oleh Dinasti Syailendra pada masa kerajaan Mataram Kuno (750-850).

- Tempat ditemukannya manusia purba tertua di dunia, yaitu : Pithecanthropus Erectusʼ¬ yang diperkirakan berasal dari 1,8 juta tahun yang lalu.

- Republik Indonesia adalah Negara pertama yang lahir sesudah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945. RI merupakan Negara ke 70 tertua di dunia.

- Indonesia adalah Negara pertama (hingga kini satu-satunya) yang pernah keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tgl 7 Januari 1965. RI bergabung kembali ke dalam PBB pada tahun 1966.

- Tim bulutangkis Indonesia adalah yang terbanyak merebut lambang supremasi bulutangkis pria, Thomas Cup, yaitu sebanyak 13 x (pertama kali th 1958 & terakhir 2002).

- Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua.

-Indonesia menempati peringkat 1 dalam produk pertanian, yaitu : cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta no.2 dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).

- Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia.

- Terumbu Karang (Coral Reef) Indonesia adalah yang terkaya (18% dari total dunia).

- Indonesia memiliki species ikan hiu terbanyak didunia yaitu 150 species.

- Biodiversity Anggrek terbeser didunia : 6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua.

- Memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat ntuk mencegah pengikisan air laut/abrasi.

- Binatang purba yang masih hidup : Komodo yang hanya terdapat di pulau Komodo, NTT adalah kadal terbesar di dunia. Panjangnya bias mencapai 3 meter dan beratnya 90 kg.

- Rafflesia Arnoldi yang tumbuh di Sumatera adalah bunga terbesar di dunia. Ketika bunganya mekar, diameternya mencapai 1 meter.

- Memiliki primata terkecil di dunia , yaitu Tarsier Pygmy (Tarsius Pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung yang panjangnya hanya 10 cm. Hewan yang mirip monyet dan hidupnya diatas pohon ini terdapat di Sulawesi.

- Tempat ditemukannya ular terpanjang di dunia yaitu, Python Reticulates sepanjang 10 meter di Sulawesi.

- Ikan terkecil di dunia yang ditemukan baru-baru ini di rawa-rawa berlumpur Sumatera. Panjang 7,9 mm ketika dewasa atau kurang lebih sebesar nyamuk. Tubuh ikan ini transparan dan tidak mempunyai tulang kepala.

Maukah kalian menyebarkan ini kepada DUNIA? Agar mrk membuka mata dan tidak lg bertanya...Indonesia itu APA?

sumber : www.yahoo.com

Kartun Benny & Mice: Meledek Gaya Hidup Snob


Jakarta luar dalem? Pilihan ini sungguh menggelitik. Melihat Jakarta dari luar, apa susahnya? Bahasa candanya, nenek-nenek juga bisa. Namun, melihat Jakarta di bagian dalem? Ini sungguh pekerjaan menantang dan tidak sembarang orang mampu melakukannya.

Apalagi cara melihat yang dilakukan oleh dua kartunis Benny dan Misrad tidak sekadar menatap dengan mata melotot dan mulut “manyun”, tetapi seperti layaknya kerja para jurnalis, fotografer, dan sekaligus karikaturis.
Sebagai jurnalis, mereka mencatat berbagai gejala atau fenomena yang menonjol di isi perut Jakarta; sebagai fotografer, mereka mengabadikan secara visual obyek-obyek otentik yang terkait dengan fenomena (dipakai untuk rujukan gambar kartun); dan sebagai karikaturis, mereka harus mampu ceriwis mengusili fenomena dengan sentakan humor-humornya yang segar dan khas lewat dua tokoh kartun yang bernama Benny dan Mice.


Kerja bareng dua kartunis yang kompak dan tali-temali ini sungguh luar biasa. Setiap minggu, sejak empat tahun lalu, mereka rutin mengisi rubrik kartun bertajuk Benny & Mice di Kompas Minggu. Pilihan-pilihan tema, sudut pandang dan struktur cerita, sejauh pengamatan saya, selalu baru dan beda.

Seandainya ada pengulangan tema atau sudut pandang, itu karena alasan hangat dan kuatnya radar aktualitas atas tema-tema dan sudut pandang yang terjadi pada masa penyajian kartun. Meskipun begitu, tanggung jawab mereka untuk selalu tampil kreatif, mereka buktikan dengan tidak melakukan repetisi ide atas tema dan struktur cerita yang mereka sajikan.

Voltase gerrr
Akan tetapi, satu hal yang tak dapat dielakkan adalah fakta bahwa voltase gerrr yang muncul dari setiap tawaran/gagasan mereka, tak selalu ajek; kadang kuat, kadang lemah, jadi fluktuatif, dan sangat bergantung pada kondisi atau situasi tertentu.

Ini konsekuensi logis pilihan isinya terkait dengan masalah tren, mode, fenomena yang sedang in namun rentan perubahan. Kalau kemudian kartun-kartun yang semula disiapkan untuk sesuatu yang berbau jurnalistik, hangat, dan aktual tetap dapat “berbunyi” kendati telah melewati ruang dan waktu berbeda, itu semata karena si kartunisnya lihai dalam memilih pendekatan. Kesan fenomena yang sebenarnya temporer dan terbatas itu justru terasa seolah-olah universal. Seolah-olah melibatkan emosi publik luas.

Kekhawatiran yang acapkali terjadi ketika sebuah rubrik kartun rutin di sebuah media yang kemudian dibukukan adalah hadirnya rasa datar karena bentuk lay out, teknik penyajian, dan lain-lain, performance yang cenderung diulang-ulang, ternyata di kumpulan kartun Benny & Mice hal itu tidak terjadi.

Setidaknya, dua kartunis yang pernah menggarap seri Lagak Jakarta hingga enam judul ini sudah sangat prepared. Bahwa kartun mereka yang dimuat di Kompas, bukan tidak mungkin pada suatu saat berlanjut diterbitkan dalam bentuk buku; maka, entah sengaja atau tidak, terdapat cukup banyak varian lay out dan penyajian (khususnya proporsi gambar tokoh yang kadang tampak jauh, menengah, dan dekat-dalam istilah sinematografi: long shot, medium shot, dan close up); sehingga ketika potongan-potongan sajian ini dikumpulkan dalam bentuk buku, terjadi suasana yang tidak flat, datar, dan menjemukan. Bahkan dengan adanya pilihan tema dan pendekatan yang bervariasi dari sang kartunis, kita serasa dibawa ke rekreasi optis-dibawa bertamasya dari situasi yang sarat kekonyolan satu ke situasi yang lain.

Rela “Capek”
Kerja dua kartunis yang saya anggap luar biasa adalah kesabaran dan kemauan mereka untuk rela “capek”; mau menyajikan detail setting secara serius. Banyak kartunis kita yang suka menghindar dari sulitnya menyajikan factual set dan detail obyek di mana si tokoh berada.
Bukan tak mungkin, keberhasilan komunikasi kartun Benny & Mice di antaranya karena proses kreatifnya ditunjang oleh tradisi riset (literatur maupun on the spot terjun ke lapangan). Mereka tak asal-asalan menyajikan mesin ATM, mesin hitung kasir di toko swalayan, interior mobil yang memakai LCD TV, hingga lalu lintas yang ruwet dan terkunci.

Pilihan redaksi yang membagi bab dalam buku kumpulan kartun berdasarkan kesamaan tema, di satu hal, memang memudahkan pembaca untuk memilih dan memulai; namun risiko lainnya juga ada; yakni kemungkinan tergiringnya pembaca ke situasi yang menjebak; yakni situasi yang datar tadi.

Salah satu contoh bab tentang: Trend dan Mode. Dalam bab ini, kalau kita cermati, kita jadi menemukan “modus operandi” si kartunis dalam menyajikan gagasannya. Padahal, “modus operandi” atau rahasia resep dalam menciptakan “masakan” yang oke itu tak layak kalau sampai kecolongan pihak lain.

Kita lihat misalnya bab tentang Trend dan Mode dari halaman 2 hingga 30, nyaris si kartunis memakai jurus atawa “modus operandi” dengan menyajikan Si Benny dan Si Mice jalan-jalan, mereka lalu melihat orang-orang lagi mejeng sesuai dengan tren dan mode terbaru, pada akhirnya, arena-entah kritis atau sirik-Benny dan Mice bersikap tak mau kalah. Mereka berusaha keras untuk menjadi makhluk modis kendati untuk itu harus melakukan kekonyolan-kekonyolan.

Salah satu yang cukup menyentak adalah saat musim flash disk dikalungkan di leher, Benny dan Mice “menghantam” kegenitan itu dengan mengalungkan hardisk ke leher sendiri. Motif serupa juga tampak saat mereka mengangkat topik gigi berkawat, stiker mobil kena tembak, celana ketat bawah, tarif seluler murah, video phone, dan lain-lain.
Secara substansi ide-idenya menarik, tetapi karena berdekatan, tampak seakan sebuah repetisi.

Ada tawa ada renungan
Membaca lengkap kumpulan kartun dua kartunis ini, kita dibawa masuk ke dalam renungan-renungan. Ketawa, iya sudah pasti. Namun, tidak cukup berhenti di tawa; kartun-kartun Benny & Mice, menyeret kita untuk ikut berpikir. Tentang berpikir ini sudah tentu sesuai dengan relevansi kita masing-masing.

Gagasan-gagasan yang di-”tembak”-kan dua kartunis ini berfungsi sebagai stimulus yang akan merangsang perasaan intelektual pembacanya masuk ke dalam renungan-renungan; renungan yang sungguh berbeda dan mengasyikkan. Karena sesekali ia dapat membuat kita malu melihat diri kita sendiri.

Sikap yang ditampilkan dua tokoh kartun yang bernama Benny dan Mice itu sepertinya mewakili sikap kelompok masyarakat tertentu yang ada di Jakarta, sepertinya. Namun bisa juga tidak mewakili siapa-siapa. Namanya saja dunia ide. Karya cipta, rekaan.

Akan tetapi, bila kenyataan yang terjadi dalam proses kreatif lain, sungguh fakta ini cukup mencemaskan dan mendebarkan. Mencemaskan, kalau benar mereka ada; bagaimana mungkin, mereka adalah korban doktrin berhala kehormatan dan eksistensi yang bernama mode atau tren. Korban kasak-kusuk iklan. Bujuk rayu “kapitalisme” yang seolah dapat mengantarkan masyarakat Jakarta, atau bahkan masyarakat Indonesia, masuk ke dalam pintu gerbang eksistensi lewat aksi yang bernama membeli. Ya, membeli apa saja yang ditawarkan tanpa harus berpikir benda yang kita beli itu bermanfaat atau tidak.

Sikap tak mau kalah dua tokoh kartun ini dan jalan solusi yang dipilih untuk memberi pelajaran pada orang-orang snob seperti menggambarkan peta “pertarungan” pola pikir masyarakat kita yang sebenarnya rasional tetapi tak berdaya, melawan gempuran iklan yang tak kunjung lelah dan kapok. Pada akhirnya, iklan yang terus-menerus hadir dan dirancang sedemikian efektif adalah juga sebuah doktrin yang dapat memengaruhi, bukan saja pandangan hidup tetapi juga pilihan hidup seseorang.

Dalam kekalahan atau kemenangannya, dalam ketidakberdayaan atau keluguannya, mereka tetap berani menghadapi gempuran-gempuran yang terus-menerus meneror mereka. Benny dan Mice bukan menyerah atau menggampangkan persoalan, mereka justru tampil dengan inspirasi-inspirasinya yang tak terduga; bahkan, perkasa. Ini semboyan mereka yang tak gampang menyerah: silver bird atau bajaj. town house atau kontrakan. tuna sandwich atau taoge goreng. senang. susah.
life goes on..!

http://kartunindonesia.blogspot.com/2010/06/kartun-benny-mice-meledek-gaya-hidup.html

Perjalanan Animasi Indonesia

Berikut ini merupakan perjalanan Animasi Di Indonesia.

Awalnya Untuk Kepentingan Politik
Sejak tahun 1933 di Indonesia banyak koran lokal yang memuat iklan Walt Disney. kemudian Pada Tahun 1955 Presiden Soekarno yang sangat menghargai seni mengirim seorang seniman bernama Dukut Hendronoto (pak Ook) untuk belajar animasi di studio Walt Disney, setelah tiga bulan ia kembali ke Indonesia dan membuat film animasi pertama bernama Si Doel Memilih animasi ini awalnya di buat untuk tujuan kampanye politik. Lalu pada tahun 1963 Ook hijrah ke TVRI dan mengembangkan animasi di sana dalam salah satu program namun kemudian program itu dilarang karena dianggap terlalu konsumtif.

ERA 70-an
Pada tahun 70-an terdapat studio animasi di Jakarta bernama Anima Indah yang didirikan oleh seorang warga Amerika. Anima Indah termasuk yang mempelopori animasi di Indonesia karena menyekolahkan krunya di Inggris, Jepang,Amerika dan lain-lain. Anima berkembang dengan baik namun hanya berkembang di bidang periklanan. Di tahun 70-an banyak film yang menggunakan kamera seluloid 8mm, maraknya penggunaan kamera untuk membuat film tersebut, akhirnya menjadi penggagas adanya festival film. di festival film itu juga ada beberapa film animasi Batu Setahun, Trondolo, Timun Mas yang disutradarai Suryadi alias Pak Raden (animator Indonesia Pertama).

Era 80-an
Tahun Yang ditandai sebagai tahun maraknya animasi Indonesia Ada film animasi rimba si anak angkasa yang disutradarai Wagiono Sunarto dan dibuat atas kolaborasiualangan si Huma yang diproduksi oleh PPFN dan merupakan animasi untuk serial TV. beberapa animator lokal. ada juga film animasi PetEra tahun 1980-1990-an ditandai dengan lahirnya beberapa studio animasi seperti Asiana Wang Animation bekerjasama dengan Wang Fim Animation, Evergreen,Marsa Juwita Indah, Red Rocket Animation Studio di Bandung, Bening Studio di Yogyakarta dan Tegal Kartun di Tegal

Era 90-an
Di tahun ini bertaburan dengan berbagai film animasi diantaranya Legenda Buriswara, Nariswandi Piliang,Satria Nusantara yang kala itu masih menggunakan kamera film seluloid 35mm, kemudian ada serial Hela,Heli,Helo yang merupakan film animasi 3D pertama yang di buat di Surabaya, Tahun 1998 mulai bermunculan film-film animasi yang berbasis cerita rakyat seperti Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Mas dan petualangan si Kancil di Era 90-an ini banyak terdapat animator lokal yang menggarap animasi terkenal dari jepang seperti Doraemon dan Pocket Monster

Era 2000-an
Diantara sekian banyak studio animasi di Indonesia, Red Rocket Animation termasuk yang paling produktif. Pada tahun 2000 Red Rocket memproduksi beberapa serial animasi TV seperti Dongeng Aku dan Kau, Klilip dan Puteri Rembulan, Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, Si Kurus dan Si Macan, pada masa ini serial animasi cukup populer karena menggabungkan 2D animasi dengan 3D animasi.Pada tahun 2003, serial 3D animasi merambah layar lebar diantaranya Janus Perajurit Terakhir, menyusul kemudian bulan Mei 2004 terdapat film layar lebar 3D animasi berdurasi panjang yaitu Homeland.

Disunting dari Majalah CONCEPT.Vol04.Ed.22.2008

MUSEUM KARTUN INDONESIA

Tanggal 13 Maret 2008 adalah tanggal yang sangat bersejarah bagi Dunia perkartunan Indonesia, karna pada tanggal itulah Museum Kartun Indonesia diresmikan oleh kartunis-kartunis senior Indonesia seperti GM Sudarta, Priyanto Sunarto, Pramono R. Pramooedjo, Jango Peramartha juga Praba Pangripta dan Cece Riberu dan Diprakarsai oleh pengusaha kaos kartun Jangkrik85, Istio Adi.

Museum Kartun ini adalah yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan asia tenggara. ini terletak di Jalan Sunset Road 85, Kuta, Bali. Menempati lahan kurang lebih seluas 1600 meter persegi, museum ini memajang sekitar 200 karya kartun dari beberapa kelompok kartunis Indonesia.
Biaya tiket masuk museum sebesar Rp. 20 ribu dengan cara membeli kaos dengan harga tersebut, para pengunjung dapat melihat aneka jenis kartun karya beberapa kartunis Indonesia seperti Pramono R Pramoedjo, GM Sudarta, Dwi Koendoro, Jango Paramartha, hingga beberapa kartunis muda bertalenta tinggi lainnya.

Kartun yang dipajang amat bervariasi. Tema yang dipilih pun beragam, mulai yang bertema ringan hingga bertema serius seperti pemberantasan korupsi, illegal loging, hingga kartun tragedi bom bali.

"Kartun maupun karikaturnya bagus-bagus dan sangat bervariasi. Lucu-lucu dan yang disampaikan oleh para kartunis sudah mengena," kata tonno salah seorang pengunjung museum asal daerah istimewa kartun semarang.

Peresmian itu dihadiri para komunitas kartun dari seluruh Indonesia, seperti Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti), Semarang Cartoonist Club (secac), Solo Kartunis Indonesia (sloki), Kelompok Kartunis Kaliwungu (Kokkang), Kartunis Ambarawa (Karamba), Paguyuban Kartunis Yogya (Pakyo) dan Karaeng, sebuah komunitas kartun dari Makassar.

Pada pembukaan tersebut hadir pula para maestro kartun dan karikatur Indonesia, di antaranya ada GM Sudharta, Agustinus Sibarani, Dwi Koendoro, Koesnan Hoesie, Jitet Koestana, Pamuji MS, Jango Paramartha, Priyanto Sunarto dan kartunis tokoh Doyok dari Jakarta. Pada kesempatan itu pula Direktur Utama PT. Museum Kartun Indonesia Bali Istio Adi mengatakan, museum ini merupakan rumah bagi para kartunis dan karikaturis dari yang pemula hingga paling senior. Selain menampilkan beberapa aneka peristiwa sejarah Indonesia dalam bentuk kartun dan karikatur, di museum ini para pengunjung juga dapat melihat aneka kartun para tokoh-tokoh di Indonesia mulai presiden pertama Indonesia Soekarno, mantan presiden Soeharto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga tokoh-tokoh perjuangan hak buruh, Marsinah.

Selain beberapa tokoh kartun dalam negeri, di museum ini juga menampilkan kartun para tokoh-tokoh dunia mulai dari Osama Bin Laden, Aung San Su Kyi, presiden Amerika Serikat yang doyan perang George Bush, pemimpin Libya Moammar Khaddafi hingga mantan presiden Irak Saddam Husein.

"Secara umum, kartun yang dipajang di museum ini menceritakan perjalanan sejarah kartun di Indonesia dan peran kartunis serta karyanya dalam sejarah bangsa Indonesia dan juga dunia. Selain itu, karya yang di pajang juga menampilkan kehidupan kreatif para kartunis," jelas Dewan Kartun Museum Kartun Indonesia, Pramono Pramoedjo.

"Tujuan yang ingin kita capai dari pendirian museum ini adalah agar kartunis dan karyanya bisa sejajar dengan seniman lainnya. Kita tahu karya kartunpun tidak kalah pentingnya dengan karya seniman lukis lainnya," tambah Pramono. (madde).

Sumber : http://madezu.multiply.com/journal/item/4/museum_kartun_indonesia

Mewarnai Sejarah Kartun di Indonesia

ERA 1980-1990-an disebut-sebut sebagai masa kejayaan kartun Indonesia. Itulah masa ketika kartun beroleh apresiasi yang baik dari masyarakat. Banyak kartunis lahir, banyak pameran dan lomba digelar. Media massa pun memberi ruang yang cukup bagi penampilan karya-karya kartunis Indonesia.

Kehadiran Secac turut mewarnai era yang hiruk-pikuk itu. Selain mengisi rubrik kartun di pelbagai media cetak, mereka juga kerap menggelar aneka kegiatan. Taruh misal Lomba Kartun Sumpah Pemuda se Jateng dan DIY (1983), Temu Kartunis dan Pameran Kartun Nasional (1983 dan1985), festival kartun Canda Laga Mancanegara (1988), dan Lomba Kartun Jamu Tradisonal (1990).

Dari semua kegiatan itu, Canda Laga Mancanegaralah yang paling fenomenal. Betapa tidak? Itulah festival kartun tingkat dunia pertama yang digelar di Asia Tenggara. Perhelatan tersebut melibatkan kartunis-kartunis kondang dari 37 negara, antara lain Jarolslav Dodal (Chekoslovakia), Borislav Stankovic (Yugoslavia), Carlos Raul Ortiz (Argentina), 3 Yeb (Uni Soviet), Jean Etienne Rousseau (Prancis), Wang Wei (China), Hiroshi Kasamatsu (Jepang), dan Joseph George Szabo (USA).

Kelak, Canda Laga Mancanegara tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia sebagai festival kartun dengan peserta terbanyak. Rekor itu baru terpecahkan oleh Pameran Kartun Internasional di Sanur, Bali pada Agustus 2008.

Dan yang membanggakan, Canda Laga Mancanegara berlangsung sukses. Padahal sebelumnya banyak suara-suara sinis yang meragukan kemampuan awak Secac. Thomas Leonard yang kemudian menjadi kartunis Suara Pembaruan misalnya bilang, adalah sebuah keajaiban kalau Semarang bisa melakukannya.

Perhelatan kartun yang diselenggarakan Secac, kata Koesnan Hoesie, seorang awak Secac, senantiasa beroleh apresiasi positif dari publik. Gedung yang digunakan kerap sesak. Bahkan pernah suatu ketika kaca Wisma Pancasila yang digunakan untuk pameran Secac pecah akibat banyaknya pengunjung.

”Pengunjung pameran kartun itu luar biasa banyaknya. Sepertinya hanya bisa disaingi oleh penonton konser Bimbo dan Koes Plus. Bahkan menurut data statistik, pameran kartun itu merupakan jenis pameran yang paling banyak ditonton masyarakat setelah pameran peninggalan Bung Karno.


Vakum Anggota Secac juga aktif mengikuti festival-festival kartun internasional. Tak sekadar partisipan, mereka juga kerap menjadi juara. Taruh misal Koesnan Hoesie, Ikhsan Dwiyono, dan Jitet Koestana. Jitet bahkan bisa disebut langganan juara. Nama lelaki kelahiran 4 Januari 1967 itu pada 1998 tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia sebagai peraih penghargaan internasional terbanyak, yakni 36 buah. Kini angka itu tentu jauh bertambah.

Memasuki tahun 2000-an, kartun Indonesia lesu darah. Barangkali salah satu sebabnya adalah pengurangan rubrik kartun di media cetak akibat krisis ekonomi yang dimulai sejak 1997. Kelompok-kelompok kartun yang dulu bersemangat pun mulai loyo. Demikian halnya yang dialami Secac. Yehana dan kawan-kawan mulai jarang berkegiatan. Terakhir, mereka menyelenggarakan ”Festival Kartun Semarang Tertawa” pada Juli 2005.

Meski bertahun-tahun vakum, Secac tak pernah betul-betul bubar. Setidaknya demikian pengakuan awak Secac saat dikonfirmasi. ”Secara kelembagaan Secac memang sudah tidak aktif, tapi secara spiritual ia tetap hidup. Ini soal pergeseran zaman. Kalau dulu Secac punya semangat komersial dan romantisme, kini yang tersisa hanya komersialnya saja. Jadi semangat untuk ngumpul-ngumpul seperti dulu nyaris tidak ada lagi. Terlebih kami kini punya kesibukan sendiri-sendiri,” ujar Prie GS.

Namun seandainya kelak Secac benar-benar mati, Prie tak akan menyesali. Secac, kata dia telah memberi banyak kontribusi bagi sejarah perkembangan kartun di Indonesia. (Rukardi-16)

Sumber : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/10/30/128484/Mewarnai-Sejarah-Kartun-di-Indonesia

Pengertian Karikatur dalam buku Karikatur dan Politik




Judul: Karikatur dan Politik
Penulis: Augustin Sibarani
Pengantar: Benedict R.O.G. Anderson
Cet. I, Jakarta, Juli 2001
Penerbit: Isai, Garba Budaya, &
Media Lintas Inti Nusantara
Tebal: xii + 422 Halaman

Karikatur dalam arti kata adalah gambar olok-olok yg mengandung pesan, sindirin, dsb. Kita sering melihat karikatur di berbagai suratkabar. Dan tak jarang, yang pertama kali kita lihat ketika membeli surat kabar adalah karikaturnya. Ada rasa lucu, nyeri, atau bahkan sedih ketika melihat sebuah karikatur di berbagai suratkabar itu. Namun, benarkah pemahaman kita selama ini tentang karikatur? Apa sebenarnya karikatur itu? Bagaimana sebuah karikatur itu ada?

Terbit setelah Orde Baru jatuh, Augustin Sibarani memaksudkan buku ini bukan sekedar sebagai kumpulan karikatur-karikatur yang pernah dibuatnya. Di bagian pertama bukunya, ia mengangkat sejarah perkembangan karikatur di dunia secara umum dan di Indonesia secara khusus. Sembari menceritakan itu semua, ia menuliskan juga semacam perjalanan hidupnya sebagai seorang karikaturis di Indonesia. Sedang di bagian kedua diisinya dengan kumpulan karikaturnya dari sejak tahun-tahun terakhir Orde Baru sampai pemerintahan Gusdur-Mega.

Tentang karikatur sendiri, dalam Encyclopedie Internasional, karikatur didefinisikan sebagai sebuah “satire” dalam bentuk gambar atau patung. Adapun dalam Encyclopedie Britaninica, karikatur didefinisikan sebagai penggambaran seseorang, suatu tipe, atau suatu kegiatan dalam keadaan terdistorsi—biasanya suatu penyajian yang diam dan dibuat berlebih-lebihan dari gambar-gambar binatang, burung, sayur-sayuran yang menggantikan bagian-bagian benda hidup atau yang ada persamaannya dengan kegiatan binatang (hal. 10-11).

Oleh penulis, disimpulkan bahwa sebuah karikatur mesti dilukiskan dengan mengandung dua ciri: (1) adanya satire dan (2) adanya distorsi. “Satire” di sini diartikan sebagai sebuah ironi, suatu tragedi-komedi atau suatu parodi. Karena itu, di dalamnya dapat mengandung sesuatu yang janggal, “absurd”, yang bisa menertawakan, tapi bisa juga memprihatinkan atau menyedihkan.

Dengan melihat ciri-ciri itu, ternyata Leonardo da Vinci dan Albrecht Durer telah memulainya sejak sekitar tahun 1550. Tentu saja, mereka memulainya dalam bentuk lukisan pada umumnya (baca: “fine art”), bukan seperti “coretan-coretan-seadanya” a la karikatur pada saat ini. Di Indonesia kita, Bung Karno termasuk salah seorang karikaturis pada zaman Belanda dulu. Dalam beberapa karikaturnya itu, ia biasa mencantumkan nama samarannya, Soemini.

Tentang sifat karikatur, karikatur dapat dibagi menjadi tiga macam: karikatur orang-pribadi, karikatur sosial, dan karikatur politik. Karikatur orang-pribadi menggambarkan seseorang (biasanya tokoh yang dikenal) dengan mengekspose ciri-cirinya dalam bentuk wajah ataupun kebiasaannya—tanpa objek lain atau situasi di sekelilingnya—secara karikatural. Karikatur sosial sudah tentu mengemukakan dan menggambarkan persoalan-persoalan masyarakat yang menyinggung rasa keadilan sosial. Karikatur politik menggambarkan suatu situasi politik sedemikian rupa agar kita dapat melihatnya dari segi humor dengan menampilkan para tokoh politik di atas panggung dan mementaskannya dengan lucu.

Satu hal yang tak patut dilupakan, betapa pun, dunia karikatur memiliki kode etik yang banyak tak diketahui orang termasuk oleh para karikaturis. Seorang karikaturis memang memiliki kebebasan mengemukakan temanya dengan gaya satiris humor yang khas, selama karikaturnya itu tidak vulgar atau amoral atau mengetengahkan cacat fisik manusia dan tidak pula kotor atau jorok. Selain itu, karikatur yang baik adalah karikatur yang paling hemat kata, bahkan kalau bisa tanpa kata sama sekali! Sebab karikatur berbeda dengan poster yang bisa saja (bahkan lazim) boros kata-kata.

Salah seorang karikaturis Indonesia yang gagal di mata penulis adalah Harmoko (mantan Ketua MPR). Ketika terjadi konfrontasi dengan Malaysia pada tahun 1963—1965, karikatur-karikatur Harmoko banyak dimuat. Sayangnya, karikatur-karikaturnya itu banyak yang menyalahi kode etik di atas. Selain terkesan kotor, sadistis, dan hal-hal lain yang membuat kualitasnya rendah, karikatur-karikatur Harmoko banyak yang boros-kata dan tak logis.

Padahal seorang karikaturis dapat mempengaruhi banyak orang dengan pesan dan kesan yang dimuat dalam karikaturnya, ia memiliki “kekuatan” dalam karikatur yang dibuatnya. David Low, karikaturis Inggris, sampai sekarang masih dikenal banyak orang sebagai seorang karikaturis yang (konon) pernah membuat Hitler tak bisa tidur akibat karikatur yang dibuatnya pada waktu Perang Dunia II berlangsung. Thomas Nast, karikaturis dari Amerika Serikat, pernah dengan karikaturnya menjatuhkan seorang calon kuat presiden Amerika Serikat yang memiliki a-moralitas mencolok mata pada masa kampanye.

Maka, seorang karikaturis idealnya memiliki kemampuan melihat persoalan-persoalan sosial-politik yang baik selain kemampuan teknis menggambar karikatur. Dengannya, ia bisa bersuara terhadap perkembangan sosial-politik yang terjadi saat itu. Dengannya pula ia bisa mewakili kekecewaan-kekecewaan yang terjadi di sekelilingnya. Karikaturis pun bukan orang yang susah dapat ilham karenanya.

Rimbun Natamarga

Sumber : http://karikatur-gendeng.blogspot.com/2009/01/pengertian-karikatur-dalam-buku_02.html

Kartun dan Karikatur

Kartun (cartoon dalam Bahasa Inggris) berasal dari bahasa Italia, cartone, yang berarti kertas. Kartun pada mulanya adalah penamaan bagi sketsa pada kertas alot (stout paper) sebagai rancangan atau desain untuk lukisan kanvas atau lukisan dinding, gambar arsitektur, motif permadani, atau untuk gambar pada mozaik dan kaca. Namun seiring perkembangan waktu, pengertian kartun pada saat ini tidak sekadar sebagai sebuah gambar rancangan, tetapi kemudian berkembang menjadi gambar yang bersifat dan bertujuan humor dan satir.

Sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, kartun merupakan suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas, atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya mengungkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail, dengan menggunakan simbol-simbol, serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti secara cepat.

Kartun mempunyai sisi menarik yang memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan media komunikasi yang lain. Ketertarikan seseorang terhadap kartun menurut penelitian Priyanto Sunarto yang berjudul Metafora Visual Kartun Editorial pada Surat Kabar Jakarta 1950-1957 disebabkan dalam mengungkapkan komentar, kartun menampilkan masalah tidak secara harfiah tetapi melalui metafora agar terungkap makna yang tersirat di balik peristiwa. Metafora merupakan pengalihan sebuah simbol (topik) ke sistem simbol lain (kendaraan). Penggabungan dua makna kata/situasi menimbulkan konflik antara persamaan dan perbedaan, hingga terjadi perluasan makna menjadi makna baru.

Kartun bisa lahir dan selalu muncul dari peristiwa-peristiwa politik yang paling menentukan nasib suatu bangsa. Namun, justru ia melukiskannya dengan sangat ringan seraya bergurau dan memperoloknya. Ketertarikan seseorang terhadap kartun dibandingkan dengan media yang lain juga dikarenakan simbol-simbol tertentu dalam kartun yang menyebabkan kelucuan, selain itu isi kartun di media massa menceriterakan kehidupan sehari-hari.

Jenis Kartun


(1) Gag cartoon atau kartun murni, merupakan gambar kartun yang dimaksudkan hanya sekadar sebagai gambar lucu atau olok-olok tanpa bermaksud mengulas suatu permasalahan atau peristiwa aktual. Kartun murni biasanya tampil menghiasi halaman-halaman khusus humor yang terdapat di surat kabar atau terbitan lainnya. Satu jaringan pembuat kartun murni yang terkenal adalah Kokkang yang karyanya banyak dimuat di berbagai terbitan.

(2) Kartun editorial, merupakan kolom gambar sindiran di surat kabar yang mengomentari berita dan isu yang sedang ramai dibahas di masyarakat. Sebagai editorial visual, kartun tersebut mencerminkan kebijakan dan garis politik media yang memuatnya, sekaligus mencerminkan pula budaya komunikasi masyarakat pada masanya. Dewa Putu Wijana dalam disertasinya yang mengulas masalah aspek pragmatik dalam kartun, menyatakan bahwa kartun editorial merupakan visualisasi tajuk rencana surat kabar atau majalah yang membincangkan masalah politik atau peristiwa aktual. Oleh karena sifatnya inilah, kartun editorial sering disebut dengan kartun politik. Contoh kartun editoial yang terkenal di Indonesia adalah Oom Pasikom di harian Kompas dan Keong di harian Sinar Harapan. Beberapa kartunis terkenal yang intens dalam pembuatan kartun editorial antara lain Sibarani, G.M. Sudarta, Pramono, Johny Hidanat, Jaya Suprana, serta Dwi Koendoro.

(3) Komik, merupakan perpaduan antara seni gambar dan seni sastra. Komik terbentuk dari rangkaian gambar yang keseluruhannya merupakan rentetan satu cerita yang pada tiap gambar terdapat balon ucapan sebagai narasi cerita dengan tokoh/karakter yang mudah dikenal. Contoh komik kartun yang populer pada saat ini adalah komik buatan Jepang. Komik Jepang tidak hanya menampilkan cerita anak, tetapi juga drama percintaan yang romantis. Komik buatan Jepang saat ini tengah merajai industri perkomikan di Indonesia. Mulai dari cerita yang lucu seperi Doraemon, Crayon Shinchan, Kobo Chan, cerita laga, seperti Kungfu Boy, Dragon Ball, sampai cerita yang berbau romantis. Namun demikian, Indonesia juga memiliki komik-komik buatan dalam negeri yang tidak kalah kualitasnya, baik dari segi grafis maupun cerita. Beberapa dekade lalu, komik Panji Tengkorak karya Hans Jaladara, ataupun Bende Mataram, Gundala, sampai cerita Mahabarata pernah menghiasi dunia perkomikan di Indonesia. Pada saat ini perkembangan komik lokal cenderung tidak sehebat komik buatan Jepang. Komik-komik lokal tersebut masih tetap bertahan pada terbitan secara bersambung di koran-koran atau majalah.

(4) Karikatur, merupakan perkembangan kartun politik, yaitu gambar lucu yang menyimpang dan bersifat satir atau menyindir, baik terhadap orang atau tindakannya. Ciri khas karikatur adalah deformasi atau distorsi wajah dan bentuk fisik, dan biasanya manusia adalah yang dijadikan sasaran agresi. Toety Heraty Noerhadi dalam tulisannya berjudul Kartun dan Karikatur sebagai Wahana Kritik Sosial menyatakan bahwa karikatur merupakan gambaran yang diadaptasi dari realitas, tokoh-tokoh yang digambarkan adalah tokoh-tokoh bukan fiktif yang ditiru lewat pemiuhan (distortion) untuk memberikan persepsi tertentu terhadap pembaca. Ia menambahkan bahwa perbedaan kartun dan karikatur terletak pada hal ini, yaitu tokoh yang digambarkan antara kartun dan karikatur berbeda. Apabila tokoh kartun bersifat fiktif, maka tokoh dalam karikatur bersifat tiruan dari tokoh nyata yang telah melalui tahap pemiuhan. Dengan demikian akan terwujud gambar yang lucu tetapi juga terkandung pesan yang penting, sehingga pesan yang hendak disampaikan dalam kartun kepada masyarakat mudah untuk diterima.

Tujuan Kartun
(1) Kartun yang semata-mata sebagai hiburan antara lain gag cartoon dan komik
(2) Kartun yang bertujuan menyampaikan pesan kepada para penikmatnya, baik pesan politik, sosial, ataupun pendidikan. Misalnya adalah kartun yang ada di surat kabar, khususnya kartun editorial, karikatur, dan beberapa komik strip. Kartun yang ada di surat kabar atau terbitan lainnya merupakan salah satu bentuk kartun yang memiliki karakteristik sebagai media yang tidak hanya menghibur, tetapi juga cerdas dan aktual.

Keabadian dari kartun disebabkan kartun senantiasa tampil sebagai sebuah media yang bersahaja. Ia bisa dibaca oleh siapa saja, dari segala umur dan kalangan, dan yang paling penting adalah sifatnya yang menarik dan menghibur.***

sumber : http://jurnalista263.wordpress.com